By using this website, you agree to the use of cookies as described in our Privacy Policy.

Warning: Attempt to read property "id" on null in /var/www/html/usupress/components/com_abook/views/book/view.html.php on line 242
Cover of Buku Saku Abses Gigi - Penyakit/Kelainan Jaringan Periradikular (Lesi Periapeks)
Pages: 52
ISBN: 978-602-465-459-7
DOI: 14 x 21 cm
Year: 2022
File: ABSES GIGI handbook A5

Review

Penyakit/kelainan jaringan periradikuler ( lesi periapeks) merupakan perluasan penyakit pulpa dari gigi berlubang (karies) yang tidak dirawat. Perluasan infeksi dari penyakit pulpa terjadi karena ada hubungan timbal balik antara pulpa dan jaringan periradikuer melalui jalur foramen saluran akar gigi, tubulus dentin dan saluran akar lateral, yang dapat menimbulkan reaksi inflamasi dan imunologi melalui perjalanan produk bakteri dan toksin. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan mengenai Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, tercatat proporsi masalah gigi dan mulut di Indonesia sebesar 57,6%. Gigi berlubang (karies) termasuk masalah terbesar dalam Kesehatan gigi dan mulut di Indonesia, mencapai 45,3% , dengan gusi bengkak disertai abses sebanyak 14%.  Data tersebut juga menunjukkan prevalensi karies gigi yang terus meningkat di Indonesia dengan pasien yang mendapat pelayanan tenaga medis hanya sebesar 10,2%.

Penyakit/kelainan jaringan periradikuler dibedakan ,menjadi kondisi akut seperti abses dentoalveolar akut, periodontitis apikalis akut dan kondisi kronis yaitu abses dentoalveolar kronis, granuloma periapeks, kista periapeks/kista periradikuler, pocket cyst , condensing osteoitis dan resorpsi akar eksternal. Selain karena perluasan infeksi dari gigi-gigi karies, abses gigi dapat juga terjadi karena infeksi jaringan periodontal yaitu jaringan pendukung gigi yang disebut abses periodontal dan abses gingiva yang terlihat di gusi, yang merupakan inflamasi akut, terlokalisir dan berasal dari adanya infeksi bakteri plak, trauma dan impaksi benda asing. Abses juga sering terjadi pada gigi-gigi yang erupsi sebagian (perikoronitis) yaitu  abses perikoronal, sering dijumpai  pada kasus kasus gigi impaksi yaitu gigi geraham akhir ( Molar tiga).

Resiko terjadinya abses gigi sering dijumpai pada penderita yang mempunyai kondisi gigi dan mulut yang kurang bersih, kerusakan gigi (karies) yang tidak dirawat, mulut kering, adanya penyakit gusi, trauma/cedera gigi, pola diet/ konsumsi makanan sehari-hari yang tidak benar dan lemahnya sistem kekebalan tubuh. Penanganan karies harus dilakukan sesegera mungkin karena dapat mengganggu sistemik tubuh yang menimbulkan komplikasi berbahaya untuk penderitanya yaitu infeksi menyebar lebih dalam ke rahang, kepala dan leher, terutama pada penderita dengan kompromis medis.