Upaya untuk menurunkan angka kematian ibu di Indonesia merupakan komitmen yang telah digagas sejak lama oleh pemerintah Indonesia bahkan oleh seluruh negara di dunia ini. Pernah ada masanya dimana kematian ibu secara global begitu tingginya, sehingga berbagai pertemuan-pertemuan level internasional sampai sengaja dibuat untuk mengetahui apa yang sesungguhnya sedang terjadi dan bagaimana melakukan aksi bersama. Tidak terhitung berbagai macam bentuk riset juga telah dikerjakan di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia sendiri.

Memang tidak dapat dipungkiri jika indikator kematian ibu merupakan indikator penting dalam bidang kesehatan. Kematian ibu merefleksikan kemampuan kita di dalam memberikan layanan fasilitas kepada perempuan hamil, kelompok strategis yang sangat membutuhkan pelayanan yang paripurna itu. Akuratnya layanan dan pendampingan dalam seluruh periode kehamilan memang dipastikan ditujukan untuk menopang kesehatan ibu hamil dan janin yang dikandungnya.

Namun telah banyak pula fakta bahwa kematian ibu justru bukan semata-semata hanya karena faktor pelayanan kesehatan. Di masyarakat, terdapat dinamika dari dimensi sosial budaya yang ternyata turut mempengaruhi terjadinya kematian ibu. Bahkan menurut teori klasik yang telah lama diketahui, dimensi ini justru terletak di awal, di hulu, di tengah-tengah masyarakat, yang jika tidak dipahami dengan baik, akan menyia-nyiakan pendekatan pelayanan kesehatan  yang selama ini telah diupayakan dengan sangat baik oleh pemerintah.